Menteri Teten Tanggapi Permintaan Pedagang yang Meminta Tutup E-Commerce: Tidak Tepat
Kedua, lanjut dia, pemerintah akan mengatur arus barang impor, terutama consumer goods, agar jangan sampai memukul produk dalam negeri.
Dan yang ketiga, pengaturan perdagangan secara daring, dengan tujuan mencegah adanya aksi bakar uang (burning money) yang dilakukan oleh platform untuk memperbesar valuasi bisnis mereka yang disebut Teten merupakan bisnis model yang tidak berkelanjutan (sustain).
"Karena nanti hanya akan ada platform yang dengan kekuatan kapital yang besar, raksasa, dan global yang akan menguasai platform di dunia ini. Enggak boleh juga bakar uang untuk naikin Market Share," ujarnya.
Pengaturan perdagangan secara daring juga akan menyasar barang-barang yang masuk dari luar negeri.
Dia mencontohkan China yang dalam memproduksinya sudah diberi subsidi oleh pemerintah, dan dijual pada platform digital dengan harga yang sangat murah sehingga memukul produk dalam negeri.
"Karenanya nanti juga kita akan atur di platform digital tidak boleh dijual di bawah harga pokok penjualan (hpp) dalam negeri. Selain itu mereka juga harus ngurus standarisasi dalam negeri," katanya.
Sebelumnya, pasar-pasar di kota-kota besar yang menjual produk UMKM terutama tekstil sepi dari pengunjung, seperti ITC Kebon Kalapa Bandung dan Tanah Abang Jakarta.
Bahkan pedagang Pasar Tanah Abang memasang tulisan-tulisan bernada protes hingga minta tolong di depan tokonya pada saat kunjungan Teten Masduki ke lokasi beberapa waktu lalu. Tulisannya pun terbilang cukup beragam, mulai dari meminta TikTok Shop ditutup, hingga turut meminta e-commerce lain juga ikut ditutup.
Menteri Kooperasi dan UMKM Teten Masduki menanggapi permintaan pedagang yang meminta menutup semua platform e-commerce
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News