Cara Anak Sulung Bupati Langkat Menyiksa Penghuni Kerangkeng Terungkap, Sangat Kejam
sumut.jpnn.com, MEDAN - Kekejaman yang dialami penghuni kerangkeng manusia Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin Angin semakin terkuak.
Bahkan, sosok anak sulung Terbit Rencana, Dewa Perangin Angin menjadi salah satu pelaku yang menganiaya penghuni kerangkeng dengan sangat kejam, hingga menyebabkan hilangnya nyawa korban Sarianto Ginting.
Hal itu terungkap dalam rekonstruksi kasus kerangkeng yang digelar Polda Sumut di Aula Tribrata Polda Sumut, Rabu (25/5). Dalam rekonstruksi ini, seluruh tersangka turut dihadirkan, kecuali Terbit.
Saat rekonstruksi dijelaskan bahwa Sarianto Ginting masuk ke kerangkeng manusia itu atas permintaan keluarganya. Dia mulai menjalani masa 'rehabilitasi' sebagai pecandu narkoba di penjara rumah Terbit Rencana pada 12 Juli 2021.
"Saat itu, keluarga korban pun telah menandatangani surat pernyataan untuk dimasukkan ke dalam kerangkeng," ujar petugas saat rekonstruksi.
Kemudian, tersangka Junalista Surbakti dan Rajisman Ginting menjemput dan menangkap paksa Sarianto yang saat itu tengah berada di bengkel milik keluarganya untuk dibawa ke kerangkeng.
Setelah masuk ke kerangkeng, korban terus menerus mendapatkan penganiayan dari para tersangka, hingga puncaknya saat Dewa Perangin Angin berkunjung ke kerangkeng.
Dewa bersama dengan dua temannya datang ke kerangkeng pada 15 Juli 2021 sekitar pukul 17.00 WIB. Saat itu, Dewa Perangin Angin turut menginterogasi Sarianto dengan menanyakan 'Sudah berapa kau habiskan uang?
Kejamnya penganiayan yang dialami oleh penghuni kerangkeng milik Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin Angin semakin terkuak.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News