5 Upaya Pencegahan Kematian Mendadak Akibat Serangan Jantung, Nomor 4 Banyak Diabaikan!

sumut.jpnn.com, MEDAN - Kematian mendadak atau sudden death akibat serangan jantung harus diwaspadai sejak awal dengan penanganan khusus. Penyakit jantung tercatat masih menjadi penyakit pembunuh nomor satu di dunia. Berdasarkan data WHO pada 2021, jumlah kematian akibat penyakit jantung mencapai 17,8 juta atau satu dari tiga kematian setiap tahun disebabkan penyakit ini.

Dokter Putri Wulandari mengatakan salah satu upaya yang harus dilakukan untuk mencegah kematian mendadak akibat penyakit jantung adalah dengan pemeriksaan dan menjaga kesehatan jantung. Dia menyebut sudden death selalu berkaitan dengan serangan jantung atau infark miokard.

Dokter yang juga pemilik klinik kesehatan Alexandra Wellness di Kota Medan ini mengatakan serangan jantung terjadi karena pasokan darah ke otot jantung terhenti yang disebabkan penyumbatan pembuluh darah koroner.

Putri menyebut beberapa hal yang menjadi faktor risiko terjadinya serangan jantung, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, merokok, dan riwayat keluarga.

“Kematian medadak akibat serangan jantung juga bisa disebabkan gangguan irama jantung, seperti ventrikel fibrilasi, yaitu saat jantung berdetak tidak teratur. Gagal jantung tidak terkontrol juga berisiko meningkatkan terjadinya kematian mendadak. Pengelolaan penyakit jantung dan pemantauan rutin sangat penting sebagai identifikasi dini,” kata dokter Putri, Minggu (3/12).

Putri mengatakan mengetahui karakteristik utama kematian mendadak atau sudden death sebagai langkah penting sebagai deteksi dini. Beberapa orang mengalami nyeri dada, sesak napas atau pusing, sebelum kejadian.

Oleh sebab itu, lanjutnya, nitric oxide (NO) atau molekul gas yang dihasilkan dalam tubuh, termasuk di dalam sel endotel pembuluh darah, berperan untuk melebarkan pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah termasuk ke jantung.

“Fungsinya dapat membantu mengurangi tekanan darah dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular,” kata Putri.