Hasil SSGI: Prevalensi Stunting Sumut Turun Menjadi 21,1 Persen
sumut.jpnn.com, MEDAN - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) berhasil menekan angka prevalensi kasus kekerdilan atau stunting di wilayah ini. Angka prevalensi stunting di Sumut tahun sebelumnya 25,8 persen.
Berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan angka prevalensi stunting di Sumut turun 4,7 persen menjadi 21,1 persen.
Hasil SSGI itu dipaparkan langsung Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Jakarta, Rabu (25/1).
"Alhamdulillah, kemarin dipaparkan Menkes Budi Gunadi, prevalensi stunting Sumut turun menjadi 21,1 persen," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut Ilyas Sitorus, Kamis (26/1).
Dia mengatakan Pemprov Sumut terus mengupayakan langkah-langkah untuk menurunkan angka prevalensi stunting bersama pemerintah kabupaten/kota dan seluruh pihak.
Pemerintah akan mengejar target penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 dan hal tersebut membutuhkan kerja sama yang kuat.
Baca Juga:
"Penurunan angka stunting tidak bisa dicapai sendiri, penurunan hingga 4% itu kerja keras bersama seluruh pihak, kami akan terus berupaya menurunkan stunting di Sumut, kami pun optimis target akan tercapai," kata Ilyas.
Pemerintah Provinsi Sumut, kata Ilyas, telah menyusun berbagai kegiatan lintas sektor, seperti sanitasi, jamban, mutu air, edukasi gizi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Selain itu juga akan dilakukan intervensi gizi bagi ibu hamil dan balita.
Hasil SSGI menunjukkan angka prevalensi stunting di Sumut menurun menjadi 21,1 persen tahun 2022
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News
