Irjen Panca Pastikan Tujuh Polisi yang Terlihat Penganiayaan di RSU Bandung Diproses
Cekcok mulut antara Bripda T dengan sekuriti RSU Bandung dan Wanda pun tak terelakkan.
Setelah kejadian itu, Wanda bersama sekuriti itu pun pergi.
Hadi menyebut kejadian itu juga dipicu karena Bripda T merasa tersinggung dengan ucapan sekuriti atau perawat RSU Bandung yang menyamakan ptofesinya dengan sekuriti.
"Jadi, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, keterangan yang diberikan itu ada bahasa atau kata-kata dari salah seorang sekuriti atau pun perawat dari RSU Bandung itu yang mengatakan bahwa 'samanya kita sekuriti'," kata Hadi.
Tak terima mendengar ucapan itu, Bripda T langsung emosi. Bripda T kemudian menghubungi rekan-rekannya untuk mencari keberadaan perawat dan sekuriti tersebut.
"Jadi, bahasa itulah yang kemudian memancing reaksi dari Bripda T, dan itu permasalahannya seperti itu. Jadi, ini adalah kesalahpahaman di antara mereka," ungkapnya.
Ternyata, para anggota polisi yang terlibat penganiayaan itu baru saja dilantik jadi polisi.
Saat kejadian tersebut, oknum polisi itu ternyata kabur dari asrama. Mereka kabur tanpa sepengetahuan dari senior-seniornya.
"Iya, benar (baru dilantik,red). Jadi mereka ini polisi baru. Mereka itu tanpa sepengetahuan dari senior seniornya keluar dari barak atau asrama yang selama ini mereka tempati. Mereka ini lepas dari pengawasan seniornya, kebetulan ini kan malam Minggu. Jadi, agak sedikit longgar dan mereka menyelinap," ujarnya.(mcr22/jpnn)
Adapun ketujuh anggota polisi itu, yakni Bripda T, Bripda Y, Bripda ALP, Bripda M, Bripda JAH, Bripda PF, dan Bripda DS.
Redaktur : Muhlis
Reporter : Finta Rahyuni
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News