BKKBN Sebut 24,4 Persen Generasi Muda Indonesia Alami Stunting, Medan Ada 550 Anak
sumut.jpnn.com, MEDAN - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat saat ini ada sebanyak 24,4 persen generasi muda Indonesia mengalami stunting.
Hal itu disampaikan Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo saat Webinar Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Santika Medan, Rabu (06/07).
Selain memaparkan data stunting, dr Hasto juga mengatakan saat ini ada 9,8 persen generasi Indonesia yang memiliki mental emotional disorder, 5 persen Napza, dan 1 persen autisme, serta 3 persen difabel.
Hasto mengatakan stunting menjadi ancaman terhadap kualitas generasi muda Indonesia. Dia pun menyayangkan bila Indonesia tidak bisa menikmati bonus demografi lantaran memiliki generasi penerus yang tidak produktif.
"Sehingga hampir 40 persen generasi muda kurang optimal. Kalau kita bisa menurunkan angka stunting, kita bisa mengurangi faktor pemberat SDM. SDM ini juga investasi yang penting," ujarnya.
Untuk itu, kata Hasto, peran serta masyarakat untuk menurunkan angka stunting menjadi sangat penting untuk menciptakan generasi unggul di tahun 2045.
"Dalam rangka mencapai bonus demografi, kita menghadapi generasi yang populasinya cukup besar yaitu generasi muda," sebutnya.
Sementara Wali Kota Medan Bobby Nasution mengaku saat ini ada sebanyak 550 balita yang mengalami stunting. Dari data tersebut, kata Bobby, 20 persen diantaranya adalah bayi di atas dua tahun.
Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo mengungkapkan 24,4 persen generasi muda Indonesia mengalami stunting. Hal itu disampaikannya di Medan, Sumatera Utara.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News