Tjong A Fie, Saudagar Kaya Pelopor Transportasi Massal Pertama di Sumatra

Minggu, 12 Juni 2022 – 19:40 WIB
Tjong A Fie, Saudagar Kaya Pelopor Transportasi Massal Pertama di Sumatra - JPNN.com Sumut
Rumah peninggalan Tjong A Fie di kawasan Kesawan atau Jalan Ahmad Yani Medan, yang berstatus cagar budaya. Foto: Muhlis/JPNN.com

Tjong A Fie, Saudagar Kaya Pelopor Transportasi Massal Pertama di Sumatra

Salah satu foto Tjong A Fie yang terpajang di ruang tamu rumahnya di Jalan Ahmad Yani Medan. Foto: Muhlis/JPNN.com

Sosok Tjong A Fie yang mudah bergaul dan sering berinteraksi dengan berbagai suku itu membuatnya cepat mempelajari bahasa Melayu. Hal tersebut menjadikannya mudah bergaul dengan masyarakat setempat baik itu Melayu, Arab, India sampai Belanda.

Karena kemapuannya itu dia sering dipanggil untuk menyelesaikan perselisihan antara orang Tionghoa dengan etnis lain. Seiring berjalannya waktu, sosok Tjong A Fie mulai dikenal. Melihat pengaruhnya yang semakin luas, Belanda mulai melirik Tjong A Fie dan menunjuknya sebagai Kapten Tiongha. Atas tugas barunya itu dia ditarik dari Labuhan Deli ke Medan (Deli Lama).

Kepribadian Tjong A Fie yang mudah bergaul membuatnya diterima dengan baik oleh masyarakat Melayu tak terkecuali penguasa Kesultanan Deli, Sultan Ma’mun Al Rashid Perkasa Alam. Perkenalannya dengan sang Sultan menjadi titik awal kebangkitan Tjong A Fie di Medan. Berkat kecakapannya itu pula dia diberikan konsesi/izin oleh Sultan Ma’mun menjalankan bisnis candu (opium) di daerah Deli.

Saat itu opium memang menjadi kebutuhan pengusaha perkebunan. Para pengusaha memainkan poltiki bisnis dengan membiarkan pekerja ketergantungan candu. Pekerja kebun tidak semangat menjalankan perintah majikannya jika tidak diberikan candu.

Ketergantungan candu dan judi membuat pekerja kehabisan uang. Sehingga ketika kontrak kerja tiga tahun berakhir, para buruh tidak punya uang untuk kembali ke wilayah asalnya. Hal itu kemudian dimanfaatkan oleh pengusaha kebun untuk kembali mempekerjakan mereka. Pengusaha ketiban rezeki, karena tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk mendatangkan pekerja baru dari luar.

Bisnis candu Tjong A Fie berkembang pesat. Dia bahkan mampu membeli kebun dengan berbagi komoditas. Hasil kebun karet yang ditanamnya menghasilkan cuan besar. Sukses dengan karet dia beralih ke perkebunan teh. Perlahan tapi pasti, kebun teh Bandar Baroe miliknya terhampar luas tak jauh dari kebun Si Boelan, kebun karet milik Belanda yang kemudian juga berhasil diakuisisinya.

Membangun Infrastruktur dan Transportasi

Membangun mimpi dari bawah membuat Tjong A Fie tidak lupa diri. Benny G. Setiono dalam buku berjudul Tionghoa Dalam Pusaran Politik menyebutkan, sosok Tjong A Fie sepanjang hidupnya kerap membantu masyarakat miskin dan melakukan aksi sosial, termasuk kepada belasan ribu karyawannya.

Sosok Tjong A Fie sebagai saudagar kaya yang dermawan memiliki sumbangsih besar terhadap Kota Medan. Dia juga menjadi pelopor transportasi pertama di Sumatra
Facebook JPNN.com Sumut Twitter JPNN.com Sumut Pinterest JPNN.com Sumut Linkedin JPNN.com Sumut Flipboard JPNN.com Sumut Line JPNN.com Sumut JPNN.com Sumut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News

TERPOPULER

PERIODE:   6 JAM 12 JAM 1 HARI 1 MINGGU

Maaf, saat ini data tidak tersedia