Tjong A Fie, Saudagar Kaya Pelopor Transportasi Massal Pertama di Sumatra
Semula, perusahaan kereta api pertama di Sumatra itu dibangun dengan menggunakan lebar sepur 1.067 milimeter untuk menjalankan operasionalnya. Kerta Api diperuntukkan mengangkut tembakau hasil perkebunan yang berada di daerah dataran tinggi yang kian melonjak, ke pelabuhan yang ada di Labuhan Deli.
Setelah Indonesia merdeka, lintasan kereta api perusahaan yang terdaftar di Amsterdam, Belanda, ini dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan masuk dalam pengelolaan Divisi Regional (Divre) I Sumatera Utara dan Aceh.
Kepiawaiannya memimpin masyarakat Tionghoa semakin membuatnya dipercaya oleh Sultan Ma’mun Al Rashid. Sultan menunjuk Tjong A Fie sebagai anggota dewan kota (Gementeeraad) dan dewan kebudayaan (Culturaad). Pemerintahan Hindia Belanda turut mengapresiasi peranannya dengan memberinya jabatan sebagai penasehat untuk urusan Tionghoa.
Meski dekat dengan pemerintahan kolonial, tetapi Tjong A Fie termasuk pemilik perkebunan yang menentang sitem Poenale Sanctie (sanksi penjara) yang diberlakukan Pemerintahan kolonial Belanda demi kepentingan pengusaha perkebunan kala itu. Sanksi tersebut diberlakukan kepada buruh yang melarikan diri ketika kotrak kerjanya belum habis. Bahkan, pengusaha diberikan kewenangan mengejar, menangkap dan memberikan hukuman fisik kepada buruh yang melarikan diri.
Tjong A Fie menilai peraturan tersebut tidak memanusiakan pekerja dan menjadikan buruh tidak ubahnya seperti budak belian. Atas sikapnya yang tidak sejakan dengan orang-orang sezamannya, para pengusaha perkebunan lain kerap mencap Tjong A Fie sebagai pengkhianat.
4 Februari 1921, menjadi hari berduka bagi masyarakat Kota Medan. Tjong A Fie yang dikenal suka berbagi tanpa pandang bulu itu menghembuskan napas terakhir pada usia 61 tahun karena menderita pendarahan otak (apopleksia). Di hari itu banyak orang tumpah ruah di jalan untuk mengantarkan sosok pengusaha dermawan itu ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Tidak hanya masyarakat Medan, ada banyak orang dari berbagai daerah mulai dari Sumatra Timur, Aceh, Padang, Penang, Singapura, Malaya, dan terjauh dari Pulau Jawa dengan jumlah ribuan orang menyaksikan prosesi pemakaman Tjong A Fie.(mar8/jpnn)
Sosok Tjong A Fie sebagai saudagar kaya yang dermawan memiliki sumbangsih besar terhadap Kota Medan. Dia juga menjadi pelopor transportasi pertama di Sumatra
Redaktur & Reporter : Muhlis
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News