Djarot PDIP Ungkap Penyesalan dan Mengaku Gagal Tanamkan Loyalitas kepada Gibran
sumut.jpnn.com, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merasa gagal dalam melakukan proses perkaderan terhadap putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Bukan kepergian yang disesalkan, tetapi keputusan Wali Kota Solo itu menjadi calon wakil presiden, mendampingi Prabowo Subianto lah yang sangat menyakitkan.
Pasalnya, kabar mengejutkan dari Gibran itu datang saat PDIP telah mendeklarasikan mengusung kader sendiri, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden.
"Saya gagal. Di beberapa hal saya gagal, termasuk (kejadian) Mas Gibran,” kata Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Syaiful Hidayat dalam diskusi Ganjar Center di Jakarta, Senin (30/10).
Djarot menyebut dalam proses perkaderan ia selalu menyuarakan dan menanamkan tiga hal kepada para kader PDIP di Sekolah Partai.
Dia mengatakan ketiga hal yang selalu ditanamkan tersebut, yakni disiplin, loyal dan ikhlas.
“Dalam membangun ideologi dan kaderisasi selalu dibahas dan digelorakan tiiga hal. Satu kedisiplinan, selalu disiplin. Disiplin bicara, disiplin teori, disiplin waktu,” ujar Djarot.
Selanjutnya, kata Djarot, diajarkan loyalitas. Kader PDIP didik untuk loyal, baik loyal terhadap ideologi, tujuan negara, dan loyal terhadap aturan partai.
"Ketiga, yaitu ikhlas. Jadi, disiplin, loyal, dan ikhlas,” tegas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot mengaku gagal menanamkan loyalitas melalui Sekolah Partai kepada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News