Tim Bentukan Irjen Panca Periksa 2 Kapolres dalam Kasus Kematian Bripka AS di Samosir

sumut.jpnn.com, MEDAN - Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Panca Putra Simanjuntak mengatakan telah membentuk tim untuk mengungkap kasus kematian anggota Satlantas Polres Samosir, Bripka Arfan Saragih, yang terlibat penggelapan pajak dan ditemukan tewas minum racun sianida.

Irjen Panca mengatakan tim bentukannya itu secara maraton melakukan pemeriksaan terhadap dua kapolres dalam kasus kematian Bripka AS dan dugaan penggelapan pajak.

"Tim juga bekerja secara maraton melakukan pendalaman dan pemeriksaan terhadap beberapa orang, pertama kepada Kapolres Samosir yang saat ini, keua memeriksa kapolres yang sebelumnya, berkaitan dengan bagaimana proses terjadinya penggelapan pajak tersebut," kata Irjen Panca di Polda Sumut, Selasa (28/3).

Kedua kapolres yang diperiksa itu,yakni AKBP Yogie Hardiman yang saat ini menjabat Kapolres Samosir dan AKBP Josua Tampubolon, mantan Kapolres Samosir yang saat ini menjabat sebagai Kapolres Pelabuhan Belawan.

Mantan Kapolda Sulawesi Utara (Sulut) ini mengatakan ada empat kasus yang salaing berkaitan dengan kasus kematian Bripka AS yang penanganan perkaranya saat ini sudah ditarik dari Polres Samosir.

Empat perkara yang penanganannya sudah diambil alih Polda Sumut itu, lanjut Irjen Panca, yaitu dugaan penggelapan uang pajak yang dilakukan Bripka AS sebesar Rp 2,5 di Samsat Samosir UPT Pangururan.

Kemudian, laporan Jenni Irene, istri Bripka Arfan ke Propam Polda Sumut terkait tindakan Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman sebelum anggota Satlantas Polres Samosir itu meninggal dunia.

Ketiga, perkara yang ditangani tim bentukan Irjen Panca adalah kasus kematian Bripka Arfan yang sebelumnya ditangani Polres Samosir dan terkahir laporan Jenni Irene ke Polda Sumut terkait dugaan pembunuhan terhadap Bripka AS.