Harga Pangan di Sumut Naik Jelang Nataru, TPID: Penyebabnya 71 Persen Komoditi Dipasok ke Luar
sumut.jpnn.com, MEDAN - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) meminta produsen untuk mengutamakan distribusi pangan di Sumut, menyusul terjadinya kenaikan harga sejumlah komoditi dari 0 sampai 20 persen menjelang Natal dan Tahun Baru.
Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut Naslindo Sirait sekaligus mewakili Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut menyebut kenaikan harga pangan itu menjadi pemicu terjadinya inflasi, selain ketersediaan pasokan pangan.
"Tingkat inflasi di Sumut hingga November 2022 sudah mencapai 5 persen. Sementara targetnya hingga akhir tahun dapat bertahan di bawah itu, dimana hingga pekan kedua Desember kenaikan sudah berada pada kisaran 0,5 persen. Sehingga perlu upaya untuk menahan laju inflasi di 0,4 persen," kata Naslindo, Kamis (22/12).
Naslindo mengatakan penyebab terjadinya kenaikan harga yang memicu tingginya inflasi di Sumut, berdasarkan temuan di lapangan, karena beberapa komoditas didistribusikan ke luar Sumut.
Sementara kebutuhan dalam provinsi sendiri, tidak kalah besarnya.
"Contoh temuan di lapangan pada satu produsen telur ayam, yang mendistribusikan produksinya keluar Sumut. Misalnya kiriman ke Jakarta mencapai 9.616 ikat, Aceh 943 ikat dan Batam 3.710 ikat (15 kg per ikat)," ungkapnya.
Sedangkan untuk distribusi di Sumut, khususnya di Kota Medan sebanyak 5.555 ikat.
Dari data tersebut, lanjut Naslindo, ada 71 persen yang dipasok ke luar, sedangkan untuk pasokan di Sumut hanya 29 persen.
Pemprov Sumut menemukan terjadi kenaikan harga pangan di Sumut menjelang Natal dan Tahun Baru. Penyebabnya banyak komoditi banyak dipasok ke luar Sumut
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News