Minyak Sawit Merah Disebut Lebih Sehat Dibanding CPO, Mampu Cegah Stunting, Begini Penjelasannya
Guna menghasilkan produk turunan minyak sawit yang sehat, pihaknya melalui PT NGE mengembangkan PPO atau minyak sawit merah di Batang Hari, Provinsi Jambi.
Sahat Sinaga mengatakan minyak sawit merah yang dihasilkan PT NGE disebut memiliki perbedaan kualitas/jenis dengan minyak sawit merah lainnya.
Misalnya, lanjutnya, yang dipertontonkan Presiden Joko Widodo saat meninjau proses penelitian minyak makan/sawit merah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Kampung Baru, Kota Medan, Kamis (7/7).
"Kami punya minyak yang akan bermerek dagang 'Navite' ini untuk suplemen makanan, penambah vitamin, dan bahan-bahan farmasi. Namun jadi minyak goreng juga boleh saja,” ucapnya.
Dia menjelaskan proses pengembangan PPO menggunakan Steamless Palm Oil Technology & Impurities Removal Unit (SPOT&IRU), yakni pengolahan buah sawit tanpa steam (dry process).
Pengolahan tersebut, kata Sahat, yang membedakan PPO dengan CPO. Pada PPO, nutrisi tetap ada di dalam minyak sawit.
Kandungan utama dalam PPO ialah karoten yang banyak kandungan vitamin A, tocopherols yang banyak mengandung vitamin E, dan squalene yang bermanfaat antara lain menjaga kesehatan kulit.
"Minyak sawit yang dihasilkan disebut PPO, bukan lagi CPO. PPO adalah minyak sawit yang diolah dari Tandan Buah Segar (TBS) dengan dry process, sedangkan CPO ialah minyak sawit yang diolah dari TBS dengan wet process," ungkap Sahat.(antara/jpnn)
Minyak sawit merah selain sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng masyarakat Indonesia, juga mengandung nutrisi tinggi dibanding CPO, Simak..
Redaktur & Reporter : Muhlis
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News