Melihat Kampung Madras di Medan, Serasa Berada di India

"Jadi, di India itu tidak ada istilah keling karena memang sifatnya rasis. Saya tidak tau siapa yang menggagas ini. Kemudian keling itu diubah menjadi Madras untuk menguatkan identitas mereka dan juga  menghilangkan stereotipe keling tadi," sebutnya.

Namun, kata Hendri, pasca kemerdekaan, perkebunan yang awalnya menjadi tempat  bekerja orang India, mulai ditiadakan. Akibatnya, mereka mulai berpindah dan menggeluti sejumlah bidang termasuk berdagang dan yang lainnya.

Kampung Madras Saat Ini

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Medan Matha Riswan menyebut saat ini ada dua suku India yang kini berada di Kampung Madras, yakni Tamil dan Punjabi. Dia memperkirakan ada sekitar 100 KK orang India yang kini bermukim di kampung tersebut.

Kuil Shri Mariamman yang berada di Jalan Zainul Arifin Medan. Foto: Finta Rahyuni/JPNN.com

Selain di Kota Medan, Matha menyebut ada sejumlah wilayah lainnya di Sumut yang juga didiami oleh warga keturunan India. Mereka berada di beberapa daerah, termasuk di Kota Binjai, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Tanjungbalai, dan Kabupaten Deli Serdang.

"Perihalnya juga sama, mereka didatangkan ke Indonesia dan diperkerjakan di perkebunan," jelasnya.

Pria kelahiran tahun 1992 itu menyebut kehidupan sosial orang India yang berada di Kampung Madras masih sangat kental. Untuk itu, hingga kini masih banyak dari mereka yang menggeluti pekerjaan di bidang kuliner ataupun hal lainnya yang masih berbau khas India.

Bahkan, kata Matha, ada beberapa restoran yang berada di Kampung Madras yang menghidangkan makanan khas India dengan metode lama atau India kuno.