Misi Suci Presiden Jokowi Menarik Rusia-Ukraina ke Meja Perundingan Damai

Hal tersebut disebabkan orientasi perdagangan bebas bisa bergeser dari tempatnya sekarang, rantai pasokan juga terancam mengalami rekonfigurasi yang di masa depan bisa semakin merongrong stabilitas harga.
Kemudian, dampak perang juga akan merusak jejaring pembayaran global yang bisa terfragmentasi dan akhirnya menimbulkan kekacauan finansial, dan negara-negara akan dipaksa memikirkan lagi rezim mata uangnya.
Di luar itu, ketegangan geopolitik yang kian tinggi akan semakin meningkatkan risiko perekonomian yang fragmentasi, khususnya perdagangan global.
Asumsi IMF ini sejalan dengan taksiran Konferensi PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) yang dalam laporannya pada 28 Juni menyebutkan perang di Ukraina menghambat perdagangan dan logistik global.
Situasi itu meningkatkan permintaan kapal global sehingga biaya pengiriman ke seluruh dunia naik drastis.
UNCTAD mengatakan mitra-mitra dagang Ukraina kini terpaksa beralih ke negara-negara lain dalam mendapatkan komoditas impor karena menghadapi rintangan pengiriman dan transportasi di Laut Hitam.
Itu semua terjadi setelah perang membuat logistik kawasan terganggu, operasi pelabuhan-pelabuhan Ukraina berhenti, infrastruktur penting hancur, asuransi menjadi meninggi dan demikian pula dengan pengeluaran untuk bahan bakar.
Jarak pengiriman produk impor pun menjadi menjauh yang akibatnya menaikkan waktu tempuh dan ongkos pengiriman.
Presiden RI Joko Widodo akan menemui dua kepala negara yang saat ini sedang bertikai yakni Rusia dan Ukraina. Kedatangan Jokowi dalam misi suci untuk perdamaian
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News