Komika Oki Rengga Kritisi PSSI: Tidak Ada Solusi Sama Dengan Membunuh Mimpi Talenta Muda

Pria yang memulai karier sepak bola di PSDS Deli Serdang ini juga menilai ada hal aneh pada kebijakan yang diambil Exco PSSI itu. Satu sisi, kata dia, Liga 2 dan Liga 3 dihentikan, sementara Liga 1 dibiarkan tetap berjalan dengan aturan tanpa degradasi.

Oki menilai kompetisi tanpa degradasi adalah kebijakan yang tidak dapat diterima oleh akal sehat dalam sepak bola.

Pasalnya, lanjut Oki, pada kompetisi dengan aturan dan persaingan yang ketat saja sepak bola Indonesia bisa disusupi mafia apalagi tanpa kompetisi dan aturan degradasi.

“Dalam kompetisi yang penuh persaingan dan aturan yang ketat saja, sepak bola kita bisa disusupi mafia, apalagi dalam kondisi kompetisi tanpa degradasi, apa yang ditakuti? Lebih baik tanpa kompetisi sama sekali,” tegasnya.

Selain mengkritisi kondisi yang terjadi, Oki Rengga Winata juga menyinggung soal nasib pemain yang sangat terimbas akibat kompetisi dihentikan PSSI.

Sebagai seorang mantan pemain profesional, Oki Rengga mengaku sangat memahami apa yang saat ini dirasakan para pemain di klub yang kompetisinya dihentikan.

“Yang pasti saat ini pemain bingung, mau dapat penghasilan dari mana? Karena kan main bola bagi pemain profesional adalah pekerjaan. Bila Liga dihentikan tentu klub tidak punya pemasukan dan otomatis tidak sanggup membayar gaji pemain,” bebernya.

Selain itu, kata dia, dampak dari kebijakan tersebut juga akan mempengaruhi pengembangan bakat pemain muda yang saat ini sedang mengembangkan bakatnya di sepak bola.