Mencicipi Pakkat, Makanan dari Rotan Muda Khas Mandailing yang Banyak Diminati Saat Ramadan
Laila Hasibuan mengaku sudah berjualan Pakkat sejak tahun 2010. Namun, dia hanya berjualan pada bulan puasa saja. Dia biasanya berjualan dengan suaminya dan anaknya.
"Biasanya buka sejak pukul 12.00 sampai abis Maghrib," ujarnya.
Warga Jalan Makmur Ujung, Kabupaten Deli Sedang itu menyebut batang rotan ini tak mudah untuk didapatkan. Dia mengaku harus memesannya dari Kota Pinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumut.
Batang rotan itu kemudian akan dikirim lewat bus hingga sampai ke rumahnya.
"Kami ngambil dari Kota Pinang," ujarnya.
Laila mengaku setiap harinya dia bisa menghabiskan hingga 500 batang rotan. Per tiga batang rotan itu akan dijualnya dengan harga Rp 10 ribu.
"Tiga batang kami jual dengan harga Rp 10 ribu," sebutnya.
Tak hanya menjual Pakkat, Laila juga menjual cabai giling yang cocok untuk disantap dengan Pakkat. Cabai giling itu dikemasnya dalam plastik kecil.
"Cabainya kami jual dua bungkus dengan harga Rp 5 ribu," jelasnya. (mcr22/jpnn)
Warga Sumatera Utara (Sumut) tentunya sudah tidak asing dengan nama Pakkat. Kuliner yang sangat banyak ditemui di bulan puasa Ramadan.
Redaktur : Muhlis
Reporter : Finta Rahyuni
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News