Dinas Kesehatan: 82 Penyelenggara Pemilu di Sumut ‘Tumbang’, Satu Meninggal Dunia
sumut.jpnn.com, MEDAN - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Alwi Mujahit mengatakan 82 penyelenggara Pemilu 2024 harus mendapat perawatan medis diduga karena kelelahan. Satu orang petugas Pemilu di Sumatera Utara meninggal dunia setelah mengalami pingsan.
Alwi mengatakan dari jumlah tersebut sepuluh orang harus dirawat di rumah sakit dan 72 lainnya mendapat perawatan di Puskesmas.
“Dari data yang kami terima bahwa 10 orang harus dirawat intensif di rumah sakit, sedangkan 72 lainnya mendapat perawatan di Puskesmas terdekat dan satu orang meninggal dunia,” kata Alwi Mujahit.
Dia menjelaskan puluhan penyelenggara Pemilu 2024 yang terpaksa harus mendapat perawatan medis itu terdiri dari anggota Bawaslu, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Linmas, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Alwi menjelaskan penyelenggara yang harus mendapatkan perawatan medisi itu masing-masing 41 di Kota Tanjungbalai, Kabupaten Toba sepuluh petugas, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Padang Lawas masing-masing 8 orang, Simalungun 6 orang.
Kemudian, di Kabupaten Deli Serdang empat orang, Kota Medan tiga orang dan Asahan dua orang.
Sedangkan petugas yang meninggal dunia merupakan Ketua KPPS di Desa Sawit Hulu, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat, bernama Larto (52). Dia meninggal dunia diduga sesak napas saat sedang menjalankan tugas pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Ketua PPK Sawit Seberang Ahmad Fauziar Afifuddin mengatakan Larto sempat pingsan di TPS seusai menandatangani formulir C hasil perolehan suara.
Dinas Kesehatan Sumut mencatat ada 82 petugas penyelenggara Pemilu 2024 di wilayah itu harus mendapat perawatan medis, satu orang meninggal dunia
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News