Edy Rahmayadi Klarifikasi terkait Melantik Nama Pegawai yang Sudah Meninggal: Saya Minta Maaf

sumut.jpnn.com, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadia akhirnya angkat bicara terkait masuknya sejumlah nama yang diketahui sudah meninggal dunia namun masuk dalam SK saat pelantikan pada Senin (21/2) lalu.

Edy meminta maaf atas kesalahan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang memasukkan nama pegawai yang sudah meninggal dunia saat pelantikan 911 pejabat eselon III dan IV Pemprov Sumut.

Dia mengatakan kesalahan tersebut akan menjadi evaluasi Pemerintah Sumatera Utara ke depan.

"Saya yang minta maaf. Saya tahu pasti tujuannya sama dengan yang di luar sana, minta mundur dan copot. Tetapi tidak begitu, ada hal yang perlu kita dievaluasi. Kalau memang harus (karena kekeliruan itu) dia mundur dan dicopot, maka saya lah yang harus mundur dan dicopot, karena saya yang melantik," kata Gubernur Edy Rahmayadi, Kamis (2/3).

Mantan Pangkostrad ini mengatakan pelantikan tersebut menjadi kebutuhan organisasi perangkat daerah (OPD) yang sudah di marger (digabungkan). Edy mengatakan sangat memaklumi mengapa kekeliruan tersebut sampai bisa terjadi.

Menurutnya, kekeliruan tersebut terjadi karena BKD dituntut harus menyiapkan pelantikan dengan waktu yang begitu singkat.

"Gubernur saja yang disalahkan. BKD harus menyiapkan dalam dua hari dengan jumlah yang dilantik mencapai 1.000 orang. Pertama 911 orang kemudian bertambah menjadi 1.000 orang, dan ke depan ada 600 orang lagi, ini tidak gampang dilakukan dalam waktu yang ada, karena BKD harus melaporkan seteah SK keluar," bebernya.

Seperti diketahui sebelumnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi melantik 911 pejabat eselon III dan IV dilingkungan Pemprov Sumut beberapa waktu lalu.