Pengakuan Pemeran Rumah Produksi Film Dewasa Jaksel: Kami Korban Penipuan

Senada, pemeran berinisial FA juga menyampaikan bahwa I mengaku kepada mereka bahwa pembuatan film dewasa di rumah produksi tersebut memiliki izin dan badan hukum. Bahakan, kata FA, I mengaku memiliki pengacara pribadi untuk mengurus bila ada masalah.

“Dia bilang ini berbadan hukum, legal. Jadi kami coba memainkannya, karena otak kita digiring opininya kalau ini legal ‘lu nggak usah takut mainin film film ini’, seperti itu,” paparnya.

Begitu juga pengakuan salah satu pemeran wanita berinisial VV yang membantah besaran bayaran yang diterima seperti pengakuan I yang menyebut Rp 10 juta sampai Rp 15 juta.

"Tidak sesuai apa yang dikatakan (I), hanya sekitar Rp1 juta hingga Rp2 juta," ucapnya.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak mengungkapkan bahwa baru 12 dari 16 pemeran dalam kasus produksi film dewasa itu yang memenuhi panggilan polisi. Ke-12 pemeran itu di antaranya delapan wanita dan empat pria.

“Pada hari ini terkonfirmasi kehadiran dan kami lakukan pemeriksaan oleh tim penyidik Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, dari 11 pemeran wanita, delapan di antaranya hadir dan memenuhi panggilan penyidik,” kata Kombes Ade Safri.

Ade menjelaskan, dari lima pemeran pria film dewasa, empat pemeran yang telah memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya.

“Terkait lima pemeran pria, terkonfirmasi yang hadir adalah empat orang, satu belum hadir,” pungkasnya.(antara/jpnn)