LBH Medan Soroti Penahanan Pria yang Mengancam Patahkan Leher Bobby Nasution
Dia bahkan mengatakan sebelum terlibat cekcok dengan petugas e-parking, dirinya sudah memberikan uang tunai Rp 5 ribu rupiah sebagai uang parkir kepada petugas.
Namun, setelah uang itu diberikan, ujarnya, petugas e-parking itu malah kembali meminta agar dirinya membayar uang parkir dengan sistem elektronik.
"Saya inisiatif bayar dengan cash. Lalu, si tukang parkir ini bilang boleh bayar cash tapi Rp ribu rupiah karena dia minta yaudah saya kasih dari pada pakai e-toll. Habis itu, beberapa menit lagi dia minta kartu e-toll, Pak. Jadi, saya bukan gak mau bayar," jelasnya.
Rp bahkan menyebut pelaku sempat dengan lancang memasukkan tangganya ke dashboard mobilnya. Hal itu pun langsung membuat dirinya naik pitam karena merasa petugas e-parking tidak sopan kepadanya.
"Karena saya takut, Pak, karena waktu itu (pas kejadian), tangannya masuk ke dalam dashboard mobil saya langsung, dia tidak ada sopannya," kata RP.
"Tak ada Assalamualaikum, tak ada menyapa langsung minta kartu e-toll, karena yang saya tahu kartu e tol bisa terkuras saldonya makannya saya tidak berani," sambungnya.
Pelaku yang merupakan warga Takengon, Aceh itu mengaku tidak mengenal Bobby Nasution. Dia mengira Bobby yang disebut oleh petugas parkir itu adalah nama preman yang mengurusi parkir di daerah tersebut.
"Sebelumnya, saya tidak tau yang namanya Pak bobby jadi dalam benak saya, Pak Bobby yang saya kira preman. Sampai saya mau ngancam dia (petugas) sebenarnya kami takut karena kami pendatang. Saya takut dia panggil bosnya, kami dikeroyok," ungkapnya.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan mengomentari soal kasus seorang pria berinisial RP yang sempat viral mengancam akan mematahkan leher Wali Kota Medan Bobby Nas
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News