Edy Rahmayadi Soal Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Misterius di Sumut: Semua Kami Gratiskan
Tenaga Ahli Kesehatan dari RSUPH Adam Malik dr Inke Nadia Lubis menyebut dari ke-14 kasus itu, delapan diantaranya meninggal dunia, sedangkan empat sembuh dan dua orang lainnya masih dirawat.
"Sampai hari ini sudah ada 14 kasus gangguan ginjal anak yang dicatat dari tim nefrologi anak yang berpusat di RSUP H Adam Malik, dari 14 itu, delapan meninggal, dua masih dirawat dan empat sudah sembuh," ujarnya.
Inke mengatakan gagal ginjal akut ini biasanya menyerang anak dengan rentang usia 0-18 tahun. Namun, di Sumut, penyakit ini didominasi oleh anak usia dengan di bawah lima tahun.
"Jadi, meskipun definisi untuk gangguan ginjal akut progresif atipikal ini mencakup 0-18 tahun, tetapi seluruh kasus yang dilaporkan di Sumut ini adalah anak di bawah lima tahun," ungkapnya.
Dia menyebut berdasarkan analisis yang dilakukan oleh pihaknya, anak-anak yang mengidap gangguan gagal ginjal ini merupakan anak dengan yang kategori sehat atau tidak memiliki penyakit kronis sebelumnya.
Namun, dia mengaku anak-anak tersebut memiliki riwayat pemakaian sejumlah obat-obatan dengan jenis yang berbeda.
Inke mengaku pihaknya masih menganalisis lebih jauh soal kandungan obat-obatan yang mungkin jadi penyebab gagal ginjal akut misterius itu.
"Kami masih mencari kandungan mana yang mungkin sama, tapi kembali lagi ada tiga penyebab, apakah infeksi sendiri, inflamasi akibat Covid-19 atau intoksikasi akibat obat-obatan. Jadi, investigasinya masih terus berlangsung," sebut Inke.(mcr22/jpnn)
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi memastikan bahwa pengobatan anak-anak yang mengidap gangguan ginjal akut misterius, tidak berbayar alias gratis
Redaktur : Muhlis
Reporter : Finta Rahyuni
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News