Sekolah SD di Medan Diduga Lakukan Praktik Busuk, Potong Hingga Manipulasi Data Gaji Guru Honorer

"Bukan hanya dipotong saat terima gaji, telat datang 2 menit saja langsung dipotong Rp10 sampai Rp 20 ribu. Makanya guru honorer ini begitu dia gajian hanya Rp 115 ribu yang diterima," bebernya.

Bahkan, dari cerita Marpaulina, dia pernah meminta izin untuk melayat karena ada kerabat meninggal dunia sehingga tidak dapat mengajar, namun gajinya tetap dipotong oleh sekolah.

Pendakwah yang terpilih sebagai anggota dewan pada 2014 itu juga mengungkapkan selain dana BOS, dana intensif guru honorer dari APBD juga diminta oleh sekolah.

Hal yang mengejutkan kata Rajuddin, praktik tersebut sudah dilakukan oknum kepala sekolah di Medan itu sejak 2019.

"Pengakuan dia (kepsek) ini sudah dilakukan sejak 2019. Ada banyak guru lain yang merasakan hal ini, kebetulan guru yang satu ini yang berani dia bicara," jelasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, seorang guru honorer di SD Negeri 064959 Medan Marpaulina Simamora mengadu ke DPRD Medan lantaran gaji yang diterima dari dana BOS dipotong tanpa sebab.

Hal itu disampaikannya saat mengadukan nasib yang dialaminya itu kepada Wakil Ketua DPRD Kota Medan Rajuddin Sagala.

"Saya guru agama Kristen di SD 064959, saya terima gaji Rp 250 ribu. Padahal di laporan dana BOS yang saya cek di Dinas Pendidikan gaji saya itu sebesar Rp450 ribu per bulan," jelas Marpaulina pada Senin.