Bahaya, Pria Dianjurkan Tidak Memakai Celana Ketat dan Berbahan Keras, Begini Penjelasannya

Makanan tersebut bisa berupa ikan, ayam, telur dan sayur serta buah-buahan. Namun, pengolahan dari makanan tersebut juga perlu diperhatikan karena kualitas sperma juga berpengaruh pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari seperti tidak digoreng atau tidak dibakar.
"Dianjurkan pengolahannya direbus, dipepes (kukus), dibuat sup atau ditumis, itu akan menghasilkan sel benih sperma dan DNA yang utuh dan bisa menghamili," ungkapnya.
Silvia mengatakan kualitas sperma tidak bisa dilihat dari kasat mata, jadi harus diperiksa menggunakan mikroskop. Karena tanpa sadar gangguan hormon utamanya pada pria tidak bisa dideteksi tanpa analisa sperma.
Bagi pasangan suami istri yang sedang merencanakan kehamilan, sebaiknya memperbaiki pola hidup sehat dan melalukan pemeriksaan sedini mungkin agar bisa diobati jika ada gangguan hormon reproduksinya.
Pria juga bisa melakukan pemeriksaan hormon reproduksinya sedini mungkin bahkan sebelum menikah dengan memperhatikan jika testis kecil atau hanya satu dan tanda-tanda rambut yang tumbuh sedikit karena kadar testosteron yang minim.
"Perbaikan sperma akan terjadi dalam waktu 3-6 bulan, bersamaan dengan istri dan dokter obgyn apakah ada endometriosis atau PCOS, jadi yang dilakukan peningkatan kualitas sperma, peningkatan kualitas sel telur, dan penyakit penyerta yang bisa mempengaruhi kualitas telur atau embrio nantinya," pungkasnya.(antara/jpnn)
Dokter spesialis andrologi dan seksologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana dr Silvia W Lestari mengingatkan bahaya menggunakan celana ketat
Redaktur & Reporter : Muhlis
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumut di Google News